ASN Bukan Kambing Hitam, mari Bangun Kepercayaan, Bukan Kecurigaan

Kota Yogyakarta 19-03-2025. Korupsi yang terungkap belakangan ini semakin marak di Indonesia. Dari dugaan pengoplosan produk Pertamina, minyak goreng yang tak sesuai ukuran kemasan, hingga beras yang timbangannya diragukan. Belum lagi kasus proyek PLTU di Kalimantan Barat yang konon ditafsir merugikan negara hingga 1,2 triliun rupiah. Skandal demi skandal ini tak hanya menguras kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, tapi juga menyeret nama ASN dalam stigma yang sulit dilepaskan. Seolah-olah semua pegawai negeri identik dengan “pemakan uang rakyat”, padahal realitanya tidak sesederhana itu.
Bagi kami, ASN di Kota Yogyakarta, bekerja melayani masyarakat adalah prinsip utama. Mulai dari mengurus pohon rindang jalan yang terlalu liar hingga memastikan lampu jalan tetap menyala, dari membersihkan trotoar yang penuh sampah sampai mengatur kapling usaha di pedestrian Malioboro, dan kebebasan dari asap rokok yang mencemari udara, semua dikerjakan dengan sepenuh hati. Namun, usaha kami sering kali luput dari perhatian. Ironisnya, ibarat semut di seberang lautan tampak jelas, sementara gajah di pelupuk mata justru tidak terlihat. Padahal, tidak semua ASN bermental korup. Banyak dari kami yang justru berjuang agar pelayanan publik berjalan adil dan transparan.
Kami paham bahwa kepercayaan masyarakat terhadap ASN tidak bisa dibangun dengan sekadar kata-kata. Kritik dan masukan dari publik justru menjadi cermin yang membantu kami terus memperbaiki diri. Jika ada yang melihat ketidaksesuaian atau kekurangan, jangan ragu untuk menyampaikan. Kritik yang membangun jauh lebih berharga daripada sekadar mencemooh dari jauh. Karena bagaimanapun juga, menciptakan birokrasi yang bersih bukan hanya tugas ASN semata, tapi juga tanggung jawab bersama sebagai warga negara.
Sebagai ASN Kota Yogyakarta, kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan keadilan dan transparansi. Kami ingin masyarakat tidak hanya mengawasi, tapi juga berpartisipasi dalam menjaga pelayanan publik agar lebih baik. Toh, pada akhirnya, yang kita inginkan sama: kota yang nyaman, pemerintahan yang jujur, dan kehidupan yang lebih baik untuk semua. Jadi, daripada sibuk menyamakan semua ASN dengan oknum yang bermasalah, bagaimana kalau kita mulai dengan satu langkah kecil? Misalnya, kalau ada ASN Kota Yogyakarta yang bertindak kurang professional, laporkan, jangan cuma dijadikan bahan konten viral. Siapa tahu, solusinya hanya sejauh satu laporan via aplikasi di JSS.(vemiadi)