Maghfirah Ramadan: Menjalani 10 Hari Kedua dengan Istiqomah dan Keikhlasan

Kota Yogyakarta 11 Maret 2025.Memasuki 10 hari kedua bulan Ramadhan, kita berada dalam fase yang dikenal sebagai maghfirah atau pengampunan. Ini adalah waktu di mana Allah SWT membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hamba-Nya yang bertobat. Sebagaimana disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Rasulullah SAW bersabda, "Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah maghfirah, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka." Fase ini menjadi kesempatan emas untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui istighfar, taubat, dan amal kebaikan yang terus menerus dilakukan dengan hati yang ikhlas.
Di tengah kesibukan menjalankan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), BKPSDM Kota Yogyakarta mendorong seluruh ASN untuk tidak hanya menjaga profesionalisme, tetapi juga memurnikan ibadah di bulan suci ini. Tak kalah penting, toleransi antarumat beragama tetap harus dijaga, mencerminkan harmoni dalam bekerja dan bermasyarakat. Istiqomah dalam menjalankan ibadah puasa serta amalan lainnya menjadi kunci untuk meraih pahala besar. Bagi mereka yang mampu menjalankan ibadah secara konsisten selama 10 hari kedua ini, sesungguhnya mereka telah mengamalkan wujud istiqomah yang mendekatkan diri kepada ridha Allah.
Seiring berjalannya waktu, tubuh pun mulai beradaptasi dengan ritme puasa. Namun, ada satu fenomena yang sering terjadi: jumlah jamaah tarawih di masjid perlahan berkurang. Padahal, justru di fase maghfirah ini, semangat ibadah harus terus dijaga. Jangan sampai energi yang sudah terbentuk selama 10 hari pertama melemah di pertengahan bulan. Inilah saatnya memperkuat niat dan kembali mengingat tujuan utama berpuasa, bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga meraih ketakwaan dan pengampunan dari Allah.
Dalam ayat ke-184 Surah Al-Baqarah, Allah SWT menegaskan bahwa puasa Ramadhan adalah kewajiban, namun tetap memberikan keringanan bagi mereka yang memiliki halangan. "Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." Ini menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang, yang memahami keterbatasan manusia, namun tetap memberikan ruang bagi setiap hamba-Nya untuk mendapatkan pahala yang sama dengan keikhlasan hati.
Pada akhirnya, 10 hari kedua bulan Ramadhan adalah waktu untuk memperkuat ibadah dan semakin memperbanyak doa serta amalan kebaikan. Semangat awal harus tetap terjaga agar kita bisa memasuki 10 hari terakhir dengan kondisi yang lebih baik, baik secara fisik maupun spiritual. ASN Kota Yogyakarta bukan hanya bekerja untuk menjalankan tugas pemerintahan, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk meneladani nilai-nilai kebajikan, termasuk dalam menjalani ibadah dengan istiqomah. Maka, mari kita manfaatkan fase maghfirah ini sebagai kesempatan emas untuk meraih ampunan-Nya, dengan tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan, ibadah, dan kebersamaan.(vemiadi)